Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang masih resah oleh ancaman longsor dan tanah gerak di wilayahnya. Terlebih, sampai saat ini proses relokasi untuk warga terdampak masih belum terlaksana.

Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Jombang pun berencana akan membangun Hunian Sementara (Huntara) bagi warga setempat yang terdampak. Di mana Huntara tersebut akan dibangun melalui dana Belanja Tidak Terduga (BTT).
Pj Bupati Jombang Sugiat menyebut bahwa bencana tanah gerak di Wonosalam Jombang itu sudah ditetapkan sebagai wilayah taggap darurat. Penetapan status tanggap darurat dilakukan setelah melalui pertimbangan dan koordinasi matang, “Status tanggap darurat menjadi salah satu syarat untuk bisa menggunakan BTT. Kemarin sudah saya tandatangani dan segera kita cairkan,’’ ungkapnya, Minggu, (31/3/2024).
Pembangunan Huntara ini pun dilakukan sembari menunggu hunian tetap yang tentu membutuhkan waktu yang lama, “Sebelum kita bangunkan hunian tetap dari BNBP dan BPBD provinsi, kita buatkan huntara dari BTT,’’ tutur Pj Sugiat seraya mengatakan bahwa perencanaan pembangunan itu pun masih terus dimatangkan.
“Termasuk apakah nanti pemkab menyewa lahan atau menggunakan lahan milik pemdes di lokasi sekitar. Ini masih kita kaji. Kemarin ada usulan sewa, tapi masih kita pertimbangkan,’’ imbuhnya.
Sebagai informasi, saat ini warga terdampak yang rumahnya rusak akibat longsor dan tanah gerak di Kecamatan Wonosalam masih diketahui mengungsi ke rumah tetangga maupun saudara mereka. Dalam hal ini, Pemkab Jombang juga memastikan bahwa kebutuhan sehari-hari mulai makan dan kebutuhan air bersih warga terdampak tetap dicukupi. Selain itu, setiap harinya pihak OPD terkait diminta untuk melakukan piket.
Ditambahkan Pj Sugiat bahwa saat ini pihaknya juga masih terus melakukan pendekatan persuasif kepada warga terdampak agar mau direlokasi, “Memang tidak mudah, apalagi mereka sudah bertahun-tahun di sana,’’ tutup Pj Sugiat.
